Pernahkah kamu mendengar kalimat seperti ini : "Bohong demi kebaikan" ?
Atau pernahkah mendengar kalimat yang ini : "Jujurlah walau itu menyakitkan" ?
Mana yang benar? Bohong untuk baik atau jujur walau sakit? Ini adalah sebuah dilema. Buah dilema...
Mari kita bandingkan kedua kalimat di atas!
Bohong demi kebaikan
Dari kata pertama saja kita sudah menemukan kata yang negatif secara arti. Bohong! Yaitu tidak benar, palsu, tidak sesuai kenyataan. Namun, kebohongan dilakukan untuk sesuatu yang baik. Ini adalah 2 hal yang bertolak belakang.
Kebaikan dalam hal ini adalah baik yang sebenar-benarnya. Bukan untuk kepentingan pribadi, seperti yang sudah banyak terjadi. Kebohongan untuk kebaikan boleh saja dilakukan. Kenapa begitu? Karena eh karena, menurut Agama, Islam khususnya, 3 point dimana kebohongan diperbolehkan. Adapun ke 3 point tersebut adalah berbohong untuk mendamaikan manusia, berbohong di medan perang, dan berbohong kepada suami-istri untuk menghindari cekcok dan permasalahan yang besar (namun bukan untuk menutupi kesalahan).
Selain 3 hal di atas, ada beberapa point lagi yang memperbolehkan kita berbohong. Misalnya, berbohong kepada musuh (orang jahat yang ingin mengambil yang bukan haknya), kepada anak kecil (ketika seorang anak menangis karena ingin ikut, padahal orang tuanya akan pergi ke kantor), kepada orang sakit (berkata ia akan sembuh padahal sakitnya parah, untuk menjadi penyemangat agar dia sembuh).