Rest In Peace, Kawan

Semalam tepatnya tanggal 28 Februari 2013, gak beda sama hari-hari sebelumnya. Bangun pagi, kuliah, nongkrong di kantin, pulang. Sampai di rumah, aku cek recent updates di BB yang emang gak ku sentuh selama di kampus. You know what? Aku dapat kabar musibah. Di kampungku Tanjungpinang, telah terjadi kecelakaan beruntun sekitar pukul 11.30 WIB. Kecelakaan ini menewaskan seorang pengendara sepeda motor. Korban tewas di tempat dalam keadaan mengenaskan. Badannya terjepit di antara truk dan mobil pick-up. Karena beberapa alasan gambar tidak bisa aku upload, coba search aja di google "kecelakaan beruntun km.6 tanjungpinang".

Gak cuma itu yang membuatku ngeri. Bangun tidur siang, aku cek lagi BB ku. Ada sekitar 8 bbm masuk, isinya sama semua. Ternyata korban tewas adalah 'Yusman Perdana'. Almarhum adalah temanku. Pertama kali kenalan ketika kami ngaji di TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) yang sama. Kemudian bersekolah di SMP yang sama. Jujur aja, setelah memastikan bahwa benar almarhum adalah Yusman, ada sesuatu yang mengganggu fikiran. Usianya hampir sama denganku. Tapi almarhum harus pergi duluan. Suer! Perasaan campur aduk. Jadi ngeri sendiri.

Kronologisnya, almarhum sedang berhenti di belakang sebuah mobil pick-up ketika lampu lalu lintas menunjukkan tanda berhenti. Beberapa saat kemudian, sebuah truk melaju dari arah belakang. Kondisi jalan memang agak menurun. Ternyata rem truk tersebut blong. Dengan tragis, truk tersebut menabrak almarhum, kemudian dengan cepat badannya terhimpit di antara truk dan pick-up di depannya. Tidak hanya sampai di situ. Ada beberapa mobil di depan pick-up juga ikut tertabrak, bahkan salah satu mobil yang berada paling depan menabrak bundaran di lokasi. Ini ada video CCTV ketika kecelakaan tersebut terjadi.


Menurut adikku yang datang ke rumah duka, kondisi almarhum sangat mengenaskan. Dari bahu hingga pinggangnya remuk. Bisa dibilang sudah gepeng. Banyak jahitan di tubuhnya. Bahkan, untuk menganggkat jasadnya, harus menggunakan karpet. Bagian wajahnya hanya memar memar, dengan sedikit jahitan di pelipis matanya. 

Musibah dan kematian memang sudah di atur oleh sang sutradara hidup. Tapi apa salahnya kita meningkatkan kewaspadaan. Dari kejadian di atas, kita bisa mengambil hikmah. Kita bisa mengambil pelajaran bahwasanya ajal bisa datang kapan saja.

Selamat jalan kawan. Semoga engkau diterima di sisi terbaikNYA.
Rest In Peace, Yusman Perdana.



6 komentar:

  1. Kenyataannya, beda dengan sinetron. Zaman sekarang itu meninggal itu selalu datang disaat kita nggak siap. :(

    Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Semoga beliau dapat tempat yang mulia di sisiNya.

    Yang tabah ya Kang. :)

    BalasHapus
  2. Semoga diterima disisi ALLAH SWT

    Aamiin...

    BalasHapus
  3. Wah gila bener tuh sopir bisa nyeruduk kayak gitu.. lagian tengah kota ngapain ngebut..
    RIP itu untuk temannya :|

    BalasHapus
  4. @Pandu Wijaya, Innalillahi wa inna ilaihi roojinguunn......semoga almarhum yusman perdana diberi tempat yg layak di sisi-NYA... dan untuk keluarga yg ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi kenyataan ini.. :-)

    BalasHapus

Pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejak komentarnya :D